Senin, 23 Mei 2011

Imad atau Masykur?


nama, suatu hal yang pertama ditanyakan ketika berkenalan dengan orang lain, karena nama adalah kunci yang dipakai . itulah urgensi sebuah nama.
"namaku muhamad masykur". itulah yang biasa kuucapkan ketika ada yang bertanya nama lengkapku.
"panggil aja imad". tambahan aja, biar mereka lebih mudah memanggilku.

imad dan masykur.
sebenarnya mereka adalah 1 orang. imad adalah masykur, dan masykur adalah imad.
beberapa orang yang baru mengenalku atau tidak terlalu dekat denganku mungkin akan bingung.
"kamu imad kan? lha yang namanya masykur tu yang mana?" pernah terucap dari beberapa teman.
bahkan pernah ada satu kejadian, tidak terlalu parah sih, ketika aku akan mudik ke solo bareng teman-teman seperjuangan di ipb, diadakan sebuah pendataan yang akan ikut mudik bareng. aku mengirim sms ke kakak angkatanku sebagai tanda keikutsertaan dalam acara mudik bareng. entah kesalahan ini tanggung jawab siapa, di daftar nama peserta mudik bareng, tertulis nama "masykur" dan "imad".
wew...

ada teman yang mengira, nama "imad" diambil dari "muhamad" di nama lengkapku. bisa juga sih. tapi bukan itu, "imad" diambil dari "imaduddin". "kok bisa? kan namamu cuma muhamad masykur, imaduddin tu nama siapa?" itu mungkin kata yang akan terlontar setelah mendengar penjelasan yang belum selesai tentang namaku ini.
sejarahnya, (aku belum terlalu yakin dengan ini, tapi lumayan untuk menjawab tanda tanya teman-teman, daripada lumanyun) pada suatu senin, tahun 1992, di sebuah rumah sakit bersalin, terjadilah sebuah kelahiran prematur bayi laki-laki dari rahim seorang ibu muda. beberapa hari, bayi itu diberi nama "muhamad masykur imaduddin".
saat si bayi didaftarkan kelahirannya (membuat akte kelahiran), nama yang tertulis di akte kelahiran adalah "muhamad masykur".

(bukti akte kelahiranku)

aku tak tahu apa alasan dibalik kejadian 'tidak.tercantumnya.nama.imaduddin.di.akte.kelahiran' ini. yang pasti, di semua dokumen tentang aku (ijazah, KTP, SIM, sertifikat, dll) nama yang tercantum adalah "muhamad masykur" tanpa "imaduddin".
walau tidak tercatat secara resmi di negara, tapi seingatku, saat aku kecil ibuku sering memanggilku "imaduddin". (CMIIW ^^). teman-temanku di sekolah, saudara-saudaraku, dan tetanggaku lebih sering memanggilku "masykur".

suatu saat, ketika aku sudah masuk SMA, tersirat di pikiranku, kalau aku memperkenalkan diri dengan nama "masykur" mungkin susah, karena kadang telinga tiap orang berbeda dalam kemampuan menangkap berita. kadang ada yang salah dengar jadi "mastur" (adeknya mandra tuh), "mas pur" (siapa lagi ini?),
atau saat menulis namaku, mereka menulis "mas kur" (ih, alay banget,). terpikirlah sebuah nama yang mungkin lebih mudah ditangkap telinga manusia. "imad"
pertama kali aku gunakan nama itu saat kelasku (sepuluh-tiga) membuat jaket kelas. di jaket itu diberi nama tiap pemiliknya. dan itulah pertama kalinya ku gunakan "imad".

semoga dapat menjawab pertanyaan tentang "imad dan masykur"

1 komentar:

  1. hahahaha
    what a funny post of yours...
    Mas Kur, Mas pur, or mas tur...
    the important thing is not followed by "BASI"
    thx 4 coming in my blog

    BalasHapus